Senin, 16 Januari 2012

Merawat CD player





Merawat CD player

MESKI kualitas suara daya tahannya lebih baik dari kaset audio, CD (compact disc) tetap rentan terhadap kerusakan. Hal ini biasanya terjadi akibat perilaku sembarangan atau kotornya udara di kabin mobil. Namun jika perlakuan dan perawatan dilakukan dengan benar dan rutin, umur pakai pun bisa panjang. Syarat itu berlaku baik terhadap head unit maupun keping CD.
“Faktor utama penyebab lagu tiba-tiba berhenti adalah kotornya mata optik atau lensa pembaca CD. Umumnya permukaan lensa tertutup kotoran berupa debu atau jelaga,” jelas Wahyu Tanuwidjaja dari Audio Workshop.
Membuka kaca
GEJALA awal lensa kotor adalah permbacaan data CD yang meloncat-loncat (skip). Bila terus dibiarkan, akibat selanjutnya mata optik tak mau membaca sama sekali (error reading) sejak keping CD dimasukkan. Hal itu disebabkan tak sempurnanya sinar yang keluar dari lensa. Begitu pula pantulan jadi tak tertangkap sempurna.
Lalu, dari mana datangnya debu atau jelaga? Biasanya lensa lebih cepat kotor karena pengemudi sering membuka kaca saat berkendara atau mengoperasikan AC dengan mode sirkulasi. Hal ini menyebabkan debu dari luar termasuk jelaga dari asap knalpot diesel terbawa masuk. Bila ini yang terjadi, dalam waktu enam bulan saja lensa CD player sudah sangat kotor.
Walau setiap unit single CD player sudah dilengkapi penyekat semacam karet atau kuas di mulutnya, kemungkinan lensa kotor tetap besar. Hal itu karena ukuran jelaga dan debu yang sangat kecil sehingga mudah masuk ke dalam head unit.
Jika lensa sudah telanjur kotor, Anda bisa rnenggunakan pembersih CD player berbentuk kepingan CD dengan bulu-bulu yang dilengkapi cairan pembersih. Tapi cara itu kerap tak efektif. Solusinya, bawa saja head unit ke rumah audio untuk dibersihkan.
Juga tak disarankan membongkar dan membersihkan head unit sendiri. Soalnya proses pembongkaran untuk mencapai lensa cukup rumit. Padahal biaya servis semacam itu hanya sekitar Rp 50-60 ribu dan makan waktu 1-2 jam saja.
Bukan jenis saku
FAKTOR kedua adalah perlakuan terhadap keping compact disc.
Terutama pada permukaan tempat data direkam. Umumnya, produsen head unit membuat penyekat di mulut lubang CD dari material khusus. Namun penyekat ini tetap bisa menimbulkan goresan (scratch) pada kondisi keping CD baru.
Makin sering CD dimasukan, goresan pun semakin banyak. Terlebih bila pada penyekat ada kotoran yang agak keras. Sudah pasti goresan akan lebih dalam. Hal ini menyebabkan permukaan CD kurang sempurna memantulkan sinar dari lensa. Akibat yang terasa, pembacaan data jadi melompat-lompat (skip) atau malah tak terbaca.
Saat menyimpan CD disarankan tak menggunakan penyimpan berbentuk saku. Karena kain atau kertas halus di dasar kantung penyimpan mudah dihinggapi kotoran yang bisa menimbulkan baret pada CD. Jauh lebih aman kotak penyimpanan seperti pembungkus CD yang dilengkapi lingkaran pemegang di tengah.
Jika permukaan CD sudah terlanjur kotor atau berjamur, Anda bisa menggunakan kain halus untuk rnemhersihkannya. Namun hindari memakai tisu karena permukaannya tak terlalu halus. Saat rnembersihkan, jangan ikuti alur guratan karena hal itu justru bisa memunculkan goresan baru.
Lakukan gerakan mengelap dengan arah lurus dari pusat lingkaran ke sisi luar CD. Untuk menyamarkan goresan, Anda bisa gunakan wax pemoles bodi sebagai penambal dan membuat pembacaan lensa bisa kembali normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar